MESUJIPOS.COM -Jayapura – Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring mengungkapkan bahwa masyarakat yang sebelumnya mengamankan diri keluar dari Distrik Yigi, Kab. Nduga, Papua Pegunungan, kini berangsur kembali ke Distrik tersebut.
Danrem mengatakan bahwa pada hari ini, Rabu (7/12), sebanyak 38 orang masyarakat kembali tiba di Distrik Yigi dan bergabung dengan masyarakat yang sebelumnya pada bulan Juni lalu telah lebih dulu kembali.
“Total masyarakat yang telah kembali ke Distrik Yigi sebanyak 75 orang. Masyarakat yang tiba hari ini merupakan masyarakat yang mengamankan diri ke Wamena. Kepulangan masyarakat ini difasilitasi oleh Satgas Satuan Organik Yonif Raider 321/GT dengan menggunakan transportasi darat,” ujar Danrem di Jayapura.
Danrem menambahkan, bertambahnya masyarakat yang kembali ke Distrik Yigi tidak terlepas dari peran Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dalam meyakinkan masyarakat agar segera kembali dan membangun kembali kampungnya, mengingat situasi di Distrik Yigi telah berangsur kondusif paska konflik pada tahun 2018 lalu.
“Satgas 321/GT terus melakukan koordinasi dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat agar masyarakat Yigi yang masih ada di Wamena dan wilayah lainnya mau kembali. Kami (TNI) siap memfasilitasi kendaraan bagi masyarakat yang masih ada di Wamena untuk kembali ke Distrik Yigi,” kata Danrem.
“TNI – Polri akan tetap solid dan bersinergi untuk terus berupaya menumbuhkan rasa aman bagi masyarakat. Kami juga siap membantu membangun dan memperbaiki rumah-rumah masyarakat serta melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk kembali memulai aktivitas seperti sediakala,” sambungnya.
Danrem berharap, di bulan kasih Desember ini akan semakin banyak masyarakat yang kembali sehingga suasana natal dapat menghiasi Distrik Yigi.
“Kita ingin masyarakat Yigi bisa merayakan natal di kampung halamannya dengan penuh suka cita dan keceriaan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, penyebab masyarakat keluar dan mengamankan diri dari Distrik Yigi berawal dari kejadian dibunuhnya 19 pekerja PT. Istaka Karya yang mengerjakan jalan Trans Papua pada 2 desember 2018 silam. Sejak saat itu masyarakat merasa takut dan terancam.
Untuk menghindari konflik, masyarakat mulai meninggalkan Distrik Yigi, termasuk masyarakat di Distrik Yal dan Distrik Mugi. Sebagian masyarakat mengamankan diri menuju ke Distrik Dal, Distrik Mbua dan sebagian besar menuju Wamena dan Lanny Jaya dan beberapa daerah lainnya.