Mediapatriot.com – Jakarta, 26 Agustus 2020 – Agenda Rapat Umum Luar Biasa Tahunan & Public Expose 2020 yang diadakan di Hotel Wyndam, Casablanca Menteng Dalam, Jakarta (Rabu, 26 Agustus 2020) berjalan dengan baik dan lancar sesuai Protokol Kesehatan di Masa New Normal ini. Penyampaian rilis hasil pemaparan RUPST & PE Delta Djakarta yang dihadiri oleh :
1. Bpk. Poltak, sebagai Financial Planning Manager
2. Bpk. Ronny Titiheruw, sebagai Direktur Marketing
3. Alan D. Fernandez, sebagai Direktur Keuangan.
Dimana di tahun 2019 yang cukup menantang bagi PT. Delta. Setelah mencatatkan pencapaian Iaba tertinggi di tahun 2018, kinerja keuangan pada tahun ini Iebih rendah dari perkiraan. Beberapa faktor eksternal yang menghambat kinerja Perseroan di tahun ini antara lain :
1. Kenaikan Tarif Cukai Minuman Beralkohol.
Kenaikan tarif cukai sebesar 15,4%, yang berlaku efektif 1 Januari 2019 memaksa industri bir membebankan kenaikan cukai kepada konsumen. Hal ini sangat berdampak pada permintaan produk Perseroan dan mengakibatkan kontraksi
pada industri Bir
2. Penghapusan Fasilitas Bebas Cukai di Batam.
Efektif sejak 17 Mei 2019, berlaku penghapusan fasilitas bebas cukai di Batam, area utama penjualan merek Carlsberg, hal ini mendorong Perseroan menaikkan harga yang berakibat
penurunan volume Bir di Pasar Batam.
3. Perlambatan Perekonomian Indonesia.
Walaupun Perekonomian Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia, tapi pertumbuhan di angka 5,0% di tahun ini adalah terendah sejak 2015, yang disebabkan melemahnya ekspor dan investasi. Konsumsi rumah tangga juga melemah akibat tingkat belanja yang rendah, terutama untuk barang-barang bukan kebutuhan pokok.
4. Ketidakpastian seputar Pemilihan umum di Indonesia
Ketidakpastian seputar Pemilihan Umum di Indonesia juga berdampak negatif terhadap pertumbuhan volume penjualan, terutama di semester pertama 2019. Meskipun demikian, volume kembali tumbuh perlahan di semester kedua setelah hasil pemilu diumumkan dan situasi politik menjadi lebih stabil.
Semua kondisi ini memberikan dampak negatif terhadap kinerja Perseroan di 2019. Penjualan bersih turun 7,4% dari Rp 893,0 miliar di 2018 menjadi Rp 827,1 miliar pada tahun ini. Laba Operasional ‘ turun juga sebesar 8,8% dari Rp 396,6 miliar di 2018 menjadi Rp 361,8 miliar di 2019. Sementara, Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada Pemegang Saham Perseroan menurun hingga 10,2% menjadi Rp. 312,2 Miliar.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan volume penjualan dan biaya produksi yang meningkat.
PENJUALAN NETO
Perseroan mencatatkan penurunan Penjualan Neto sebesar 7,4°o dari Rp 893,0 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 827,1 miliar di tahun 2019. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan volume yang dikoreksi oleh kenaikan harga di bulan Agustus 2019 untuk mengimbangi kenaikan cukai sebesar15,4% pada awal tahun.
BEBAN POKOK PENJUALAN
Seiring dengan turunnya volume penjualan, Beban Pokok Penjualan juga turun 4,7% dari Rp 241,7 miliar menjadi Rp 230,4 miliar di 2019.
Namun, Kenaikan harga bahan baku produksi, seperti gandum, bahan baku lainnya dan kemasan mendorong biaya produksi per unit menjadi lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Peningkatan biaya bahan baku ini ditambah dengan kenaikan tarif utilitas dan biaya tenaga kerja.
LABA KOTOR
Akibat penurunan volume, maka total Laba Kotor turun 8,4% dari Rp 651,3 miliar menjadi Rp 596,7 miliar. Namun, Marjin Laba Kotor per hektoliter meningkat dibanding tahun sebelumnya.
BEBAN PENJUALAN DAN BEBAN ADMINISTRASI.
Beban Penjualan turun 5,2% dibanding tahun sebelumnya, dari Rp 175,7 miliar menjadi Rp 166,5 miliar diakibatkan biaya distribusi yang lebih rendah karena volume penjualan dan biaya promosi, royalti, gaji dan tunjangan yang lebih rendah.
Beban umum dan administrasi juga ikut turun 13,5% terutama disebabkan turunnya gaji dan tunjangan serta meningkatnya biaya profesional dan cadangan piutang tak tertagih. Secara keseluruhan, Biaya Operasional tahun ini adalah Rp 234,8 miliar, turun 7,8% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 254,7 miliar.
LABA KOTOR
Akibat penurunan volume, maka total Laba Kotor turun 8,4% dari Rp 651,3 miliar menjadi Rp 596,7 miliar. Namun, Marjin Laba Kotor per hektoliter meningkat dibanding tahun sebelumnya.
BEBAN PENJUALAN DAN BEBAN ADMINISTRASI.
Beban Penjualan turun 5,2% dibanding tahun sebelumnya, dari Rp 175,7 miliar menjadi Rp 166,5 miliar diakibatkan biaya distribusi yang lebih rendah karena volume penjualan dan biaya promosi, royalti, gaji dan tunjangan yang lebih rendah.
Beban umum dan administrasi juga ikut turun 13,5% terutama disebabkan turunnya gaji dan tunjangan serta meningkatnya biaya profesional dan cadangan piutang tak tertagih. Secara keseluruhan, Biaya Operasional tahun ini adalah Rp 234,8 miliar, turun 7,8% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 254,7 miliar.
Untuk menghadapi melemahnya pertumbuhan di industri bir, Perseroan melakukan berbagai inisiatif penjualan dan pemasaran yang terpadu untuk meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar ditahun 2019
1. Terus memperluas jangkauan konsumen dan memastikan ketersediaan produk di pasar dengan membuka gerai baru, meningkatkan volume terutama di gerai on-premise serta membuka distributor baru.
2. Menerapkan program insentif pedagang grosir yang lebih menarik yang bertujuan untuk meningkatkan volume di channel ini.
3. Untuk merespon kenaikan pajak cukai sebesar 15,4% pada triWulan III maka dilakukan kenaikan harga sejalan dengan langkah industri untuk menjaga marjin laba.
4. Menerapkan berbagai program di Batam untuk menghadapi kenaikan efek cukai yang diterapkan pada semua bir untuk mempertahankan daya saing.
5. Memperkenalkan konsep “Anker Family” dalam pembuatan billboard yang menampilkan seluruh
portofolio Anker yaitu Anker Bir, Anker Stout dan Anker Lychee.
Sertifikasi Manajemen Mutu, Keamanan Pangan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dan Manajemen Lingkungan
1. Lulus audit pengawasan dan mempertahankan ISO 9001 dan ISO 22000.
2. Mempertahankan OHSAS 18001: 2007 dan ISO 14001: 2015
Merek
1. Memperoleh 2 Penghargaan Medali Emas Seleksi Monde untuk San Miguel Pale Pilsen dan San Miguel Cerveza Negra (medali emas ke-3 berturut-turut); dan Medali Perak untuk Anker Bir dan San Mig Light.
2. Top Brand Award (tahun ke-S berturut-turut) dari Frontier Consulting Group
Penghargaan Perseroan
1. 50 Perusahaan Terbaik di Indonesia versi Forbes Indonesia tahun 2019.
2. Penghargaan Perusahaan Publik Terbaik Indonesia 2019 ”dari Warta Ekonomi untuk kategori” Perusahaan Terbuka dengan kinerja Sangat Baik untuk 2019 ”sebagai apresiasi atas kinerja keuangannya di tahun 2018.
3. Penghargaan Peringkat Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas kepatuhannya terhadap standar pemerintah dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan aturan serta regulasi.
Pengembangan dan Penjangkauan Masyarakat
1. Program renovasi sekolah dimana karyawan dilibatkan dalam pengecatan ulang ruang kelas dan dinding luar sekolah di SDN Tambun Jaya. Perseroan menyumbang meja, kursi dan perlengkapan sekolah lainnya.
2. Pemeriksaan kesehatan massal di desa Jatimulya
3. Partisipasi karyawan dalam program donor darah triwulanan bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia.
4. Bekerja sama dengan puskesmas setempat, dilanjutkan dengan program pemberian makan dan gizi setiap bulan bagi sekitar 700 anak balita.
5. Pembagian uang tunai dan sembako kepada masyarakat kurang mampu selama bulan suci Ramadhan dan daging saat ldul Adha.